Apakah itu berarti aku dan kamu sekarang telah menjadi kita ?, Kataku melalui pesan itu.
Aku juga telah lama menyimpan hal yang sama denganmu, aku pendam bersama dengan rindu denganmu, dan sekarang aku dan kamu disatukan dengan kata kita, Balasmu
Aku sungguh bahagia membaca untaian kata itu. Rasanya perasaanku menggebu - gebu merasakan kebahagiaanku yang kubuat dari jerih payahku sendiri. Jerih payah ketika aku merasakan lelah karena mengetik satu demi satu huruf untuk kukirim kepadamu. Aku kemudian ingin mengingat semua hal yang kuperjuangkan untukmu, aku mengingat ha itu dan aku sadar pada satu titik ingatan itu, titik dimana aku berkata pada diriku sendiri, "Sesuatu yang diciptakan tuhan adalah sesuatu yang menciptakan harap, dan aku berani berharap akan satu hal, satu hal yang kurasa akan mengisi hati yang rindu ini, aku berharap bahwa aku akan memilikimu, aku berharap bahwa aku akan menjadi sesuatu hal dalam hidupmu, aku juga berharap bahwa aku bisa menjadi bagian dari cerita hidup yang kamu buat".
Aku yakin tuhan telah memilih satu waktu dimana aku akan merasakan hal itu dan benar saja, aku akhirnya merasakan hal itu dimalam yang cerah ini, malam yang penuh dengan cahaya dari rembulan.
Aku juga mengingat bahwa aku pernah menulis sebuah puisi tentang kamu dikeramaian dan bingar - bingar, tapi aku tak merasakan itu semua. Aku hanya merasakan bahwa aku adalah seorang dalam kesepian, berkutik didalamnya dan menjadikan kesepian sebagai teman.
Aku berkata dalam diamAku bertanya kepada dinginAku ingin sesuatu hal darimu
Aku pernah berpikir tentang satu hal yang misteri tentangmu
mengapa aku mudah memberikan hati kepadamu
meskipun aku tahu hati itu rapuh dan mudah untuk disakiti
meskipun aku tahu hati itu sulit kembali seperti yang dulu
hingga aku tersadar
aku hanya butuh satu hal untuk menjawab itu
aku yakin bahwa kamu adalah magic hour yang akan aku tatap diwaktu senja
Puisi yang kutulis dibawah teduh awan dan diatas kertas putih, Aku menulis sebuah puisi untukmu, untuk kamu tentang perasaanku kepadamu. Namun, puisi ini hanya aku pendam disatu kertas dan kusimpan dalam selip bukuku.
Aku tak menyangka sekarang, sebuah harap yang menjadi kenyataan, sebuah mimpi yang terwujud dalam kata kita, aku cinta kamu. dan aku ingin kamu. Tak ada yang lain disisiku selain kamu. tak ada yang dapat membuatku luluh selain kamu.
Aku bahagia begitu membaca bahwa kamu memiliki perasaan yang sama denganku, perasaan cinta yang sudah kupendang sejak dahulu. Hingga aku bisa menjadi bagian dari hidupmu sekarang. engkau mengisi bagian kosong dari hatiku. senyummu menjadi semangat baru bagiku.
Setelah malam itu, setelah aku dan kamu menjadi kita, tepatnya pagi ini, aku berangkat kesekolah dengan motor hitamku yang kuparkir di bahu jalan depan sekolah. Awan mejadi peneduhku pagi ini, suasana berawan menyelimuti sekolah pagi ini, aku melangkahkan kedua kakiku selangkah demi selangkah menuju kekelasku dilantai dua, tepatnya laboratorium biologi. Temanku biasa memanggilnya kelas berjalan karena ini sebenarnya adalah laboratorium.
Aku menyimpan semua yang terjadi semalan dalam hatiku, aku dan kamu berjanji untuk menyimpannya dan tidak memberitahu siapapun. merahasiakan hubungan ini rupanya sangat menarik.
Aku menyimpan tasku dibangku kedua dari depan, suasana yang berawan membuatku agak merasa dingin pagi ini, bahkan jaket yang aku pakai tak kuasa membendung angin yang ingin masuk kedalam tubuhku.
Aku melihat dan melirik sekelilingku. Rupanya wajahmu belum ada dalam pandanganmu, aku merasa bahwa kamu memang belum tiba disekolah pagi ini.
"Awan, Bahagia, dan Hujan.
Awan menjadi berawan pagi ini, aku dingin dan tak sepi lagi. hari ini aku memiliki orang yang mengisi hatiku. Pagi dan Hujan mengingatkanku kepadamu, pagi dan semangat hidupku yang baru dan hujan sebagai kenangan yang lalu. Bersamamu aku merasakan rindu, bersamamu aku merasakan cinta yang sebenarnya untuk pertama kalinya, dan senyummu !. bahagiaku bercampur dengan rindu kala aku masih belum melihatmu pagi ini, aku rindu kamu dan ingin bertemu denganmu pagi ini, cepatlah datang, cepatlah datang wahai pengisi hati".
aku melangkah satu atau dua langkah dari pintu kelas menuju keteras, aku menengok kekanan, aku juga menengok kekiri. Tapi aku belum melihat dirimu. aku menunggumu dengan melihat awan diatas yang seolah menutup birunya langit.
hingga aku untuk kedua kalinya aku menengok kesebelah kiri, dan aku melihatmu berjalan menuju kearah kelas, hatiku menjadi bahagia, aku terasa ingin melompat untuk menggambarkan kebahagiaanku. Untuk pertama kalinya aku melihatmu sejak kata kita menjadi hubungan antara kita.
Senyum terasa mencuat dari bibirku, aku melemparkan sebuah senyum spesial untuk dirimu pagi ini. senyum pertama yang kubuat pagi ini adalah untukmu.
Hingga akhirnya senyum itu sampai kepadamu, dan sepertinya kamu juga mengerti untuk apa senyum itu kuberikan untukmu.
Pertama kalinya juga aku melihat senyummu sejak aku dan kamu menjadi kita. senyummu lagi - lagi membuatku bahagia, jikalau kamu senyum maka hatiku pasti akan tersenyum.
Aku melihatmu tersenyum pagi ini dihadapanku.
Aku juga telah lama menyimpan hal yang sama denganmu, aku pendam bersama dengan rindu denganmu, dan sekarang aku dan kamu disatukan dengan kata kita, Balasmu
Aku sungguh bahagia membaca untaian kata itu. Rasanya perasaanku menggebu - gebu merasakan kebahagiaanku yang kubuat dari jerih payahku sendiri. Jerih payah ketika aku merasakan lelah karena mengetik satu demi satu huruf untuk kukirim kepadamu. Aku kemudian ingin mengingat semua hal yang kuperjuangkan untukmu, aku mengingat ha itu dan aku sadar pada satu titik ingatan itu, titik dimana aku berkata pada diriku sendiri, "Sesuatu yang diciptakan tuhan adalah sesuatu yang menciptakan harap, dan aku berani berharap akan satu hal, satu hal yang kurasa akan mengisi hati yang rindu ini, aku berharap bahwa aku akan memilikimu, aku berharap bahwa aku akan menjadi sesuatu hal dalam hidupmu, aku juga berharap bahwa aku bisa menjadi bagian dari cerita hidup yang kamu buat".
Aku yakin tuhan telah memilih satu waktu dimana aku akan merasakan hal itu dan benar saja, aku akhirnya merasakan hal itu dimalam yang cerah ini, malam yang penuh dengan cahaya dari rembulan.
Aku juga mengingat bahwa aku pernah menulis sebuah puisi tentang kamu dikeramaian dan bingar - bingar, tapi aku tak merasakan itu semua. Aku hanya merasakan bahwa aku adalah seorang dalam kesepian, berkutik didalamnya dan menjadikan kesepian sebagai teman.
Harap dan Harapan dari suatu cerita
Disini ....
Pertemuan antara kita bermula sebagai awal
Aku melihatmu sebagai seorang yang ditakdirkan untuk bersama dengan orang yang kamu sayang
Aku yakin sahabat yang kamu ungkapkan setiap hari melalui bibirmu
Tapi aku lebih yakin dengan perasaan yang kamu pendam
Asal kamu tahu saja, aku memendam cinta
Delapan bulan , puas aku.
Delapan bulan aku pendam semua ini
Aku bermain dengan bayangmu
Aku bercengkrama dengan bayangmu
Aku takut mengungkapkan hal yang aku pendam pendam
Aku ingin semua seperti ini
Meski hati ini menginginkan yang lebih dari itu
Aku bahagia bisa bersahabat denganmu
Bisa dekat denganmu
Karena sahabat membuat cinta itu nampak
Aku kadang memandangmu dengan lirikan
Aku seperti tak peduli dengan hal tapi diam membuatku peduli terhadapmu
Aku kadang melihatmu dibawah pendingin ruangan dibangku kelas
Atau senyummu
Atau senyummu
Aku senang dengan senyummu
Terlebih jika kamu menggunakan handphone
Meskipun aku tahu senyummu bukan untukku
Tapi bersahabatpun sudah membuatku lega
Lega karena aku dapat menikmati hari dengan para sahabatku dan denganmu juga.
Aku berkata dalam diamAku bertanya kepada dinginAku ingin sesuatu hal darimu
Aku pernah berpikir tentang satu hal yang misteri tentangmu
mengapa aku mudah memberikan hati kepadamu
meskipun aku tahu hati itu rapuh dan mudah untuk disakiti
meskipun aku tahu hati itu sulit kembali seperti yang dulu
hingga aku tersadar
aku hanya butuh satu hal untuk menjawab itu
aku yakin bahwa kamu adalah magic hour yang akan aku tatap diwaktu senja
Puisi yang kutulis dibawah teduh awan dan diatas kertas putih, Aku menulis sebuah puisi untukmu, untuk kamu tentang perasaanku kepadamu. Namun, puisi ini hanya aku pendam disatu kertas dan kusimpan dalam selip bukuku.
Aku tak menyangka sekarang, sebuah harap yang menjadi kenyataan, sebuah mimpi yang terwujud dalam kata kita, aku cinta kamu. dan aku ingin kamu. Tak ada yang lain disisiku selain kamu. tak ada yang dapat membuatku luluh selain kamu.
Aku bahagia begitu membaca bahwa kamu memiliki perasaan yang sama denganku, perasaan cinta yang sudah kupendang sejak dahulu. Hingga aku bisa menjadi bagian dari hidupmu sekarang. engkau mengisi bagian kosong dari hatiku. senyummu menjadi semangat baru bagiku.
Setelah malam itu, setelah aku dan kamu menjadi kita, tepatnya pagi ini, aku berangkat kesekolah dengan motor hitamku yang kuparkir di bahu jalan depan sekolah. Awan mejadi peneduhku pagi ini, suasana berawan menyelimuti sekolah pagi ini, aku melangkahkan kedua kakiku selangkah demi selangkah menuju kekelasku dilantai dua, tepatnya laboratorium biologi. Temanku biasa memanggilnya kelas berjalan karena ini sebenarnya adalah laboratorium.
Aku menyimpan semua yang terjadi semalan dalam hatiku, aku dan kamu berjanji untuk menyimpannya dan tidak memberitahu siapapun. merahasiakan hubungan ini rupanya sangat menarik.
Aku menyimpan tasku dibangku kedua dari depan, suasana yang berawan membuatku agak merasa dingin pagi ini, bahkan jaket yang aku pakai tak kuasa membendung angin yang ingin masuk kedalam tubuhku.
Aku melihat dan melirik sekelilingku. Rupanya wajahmu belum ada dalam pandanganmu, aku merasa bahwa kamu memang belum tiba disekolah pagi ini.
"Awan, Bahagia, dan Hujan.
Awan menjadi berawan pagi ini, aku dingin dan tak sepi lagi. hari ini aku memiliki orang yang mengisi hatiku. Pagi dan Hujan mengingatkanku kepadamu, pagi dan semangat hidupku yang baru dan hujan sebagai kenangan yang lalu. Bersamamu aku merasakan rindu, bersamamu aku merasakan cinta yang sebenarnya untuk pertama kalinya, dan senyummu !. bahagiaku bercampur dengan rindu kala aku masih belum melihatmu pagi ini, aku rindu kamu dan ingin bertemu denganmu pagi ini, cepatlah datang, cepatlah datang wahai pengisi hati".
aku melangkah satu atau dua langkah dari pintu kelas menuju keteras, aku menengok kekanan, aku juga menengok kekiri. Tapi aku belum melihat dirimu. aku menunggumu dengan melihat awan diatas yang seolah menutup birunya langit.
hingga aku untuk kedua kalinya aku menengok kesebelah kiri, dan aku melihatmu berjalan menuju kearah kelas, hatiku menjadi bahagia, aku terasa ingin melompat untuk menggambarkan kebahagiaanku. Untuk pertama kalinya aku melihatmu sejak kata kita menjadi hubungan antara kita.
Senyum terasa mencuat dari bibirku, aku melemparkan sebuah senyum spesial untuk dirimu pagi ini. senyum pertama yang kubuat pagi ini adalah untukmu.
Hingga akhirnya senyum itu sampai kepadamu, dan sepertinya kamu juga mengerti untuk apa senyum itu kuberikan untukmu.
Pertama kalinya juga aku melihat senyummu sejak aku dan kamu menjadi kita. senyummu lagi - lagi membuatku bahagia, jikalau kamu senyum maka hatiku pasti akan tersenyum.
Aku melihatmu tersenyum pagi ini dihadapanku.