loading...

High Rainfall Part 1




Bulan ini adalah bulan pertamaku menjalin hubungan dengan Zaskia, bulan April, tepatnya pertengahan bulan april. bulan dimulainya musim kemarau. Meskipun kadang kala awan tak lagi kuasa menahan dirinya hingga hujan turun juga membasahi bumi dibulan ini. Sama seperti sore ini yang masih saja terbelenggu dalam hujan.

Aku adalah seorang penikmat hujan, pabila hujan turun membasahi bumi, maka aku akan menjadi bagian kecil dari hujan itu. Bagian yang memperhatikan hujan dari balik jendela kamarku.

Aku suka melihat hujan turun membasahi bumi, terlebih lagi jika pelangi nampak diantara awan yang kelabu setelah hujan reda. Aku membayangkan diriku, aku adalah pelangi. Sama seperti pelangi yang tak pernah jenuh melihat hujan, sama seperti pelangi yang selalu bersabar menunggu hujan reda untuk menampakkan dirinya. Aku adalah pelangi, Pelangi yang memberi warna ditengah awan yang kelabu dan menjadikan langit menjadi indah saat huja reda, aku juga pelangi yang memberi warna khusus dalam dirinya.

Aku bahkan tak butuh jas hujan. Ketika hujan turun aku ingin meyatu dengannya, Ketika berangkat sekolah dan aku kehujanan maka aku akan tiba disekolah dengan seragam yang basah.

Aku bahkan tak cukup kata – kata untuk menyanjung hujan, Otakku tak cukup akal untuk menyanjung hujan. Aku hanya mengagumi hujan karena kamu itu indah. Aku, petualang yang hilang dibawah hujan yang turun membasahi bumi.

Awan yang kelabu ketika mendung, awan juga yang berubah menjadi tetesan air yang turun. Selalu ada cerita dibalik tetesan air hujan. Selalu ada rindu dibalik genangan air akibat air hujan, Selalu ada kenangan ketika aku melihat air hujan dibalik jendela dan selalu ada akhir yang indah dan berwarna dari sebuah cerita, sama seperti hujan yang diakhiri dengan sebuah lengkungan indah pelangi yang berwarna.

Senja dan Hujan. Senja hari ini tetesan air hujan juga membasahi kaca jendela kamarku, tempat aku melihat hujan disore ini. Aku memberitahu Zaskia kalau dirumahku hujan turun membasahi bumi dan bertanya apakah hal yang sama juga terjadi disitu.

“aku disini. Hujan turun menemaniku dan membasahi dedaunan. Apakah hal yang sama terjadi disana ? ” celotehku dengan bahasa baku yang kugunakan
“Hujan membawa kedamaian dan rasa rindu terhadap dirimu, orang yang selalu kusimpan dibenakku” balasnya dengan berceloteh juga

Celotehnya membawa hujan seakan lebih deras lagi. Hujan turun membasahi dedaunan dipohon rindang. Bagi dedaunan yang kering akan gugur dan jatuh ketanah, tapi daun itu tak akan pernah membenci hujan dan angin yang behembus. Aku, dia dan kita. Kita adalah antara aku dan dia, hanya itu. Begitupula hujan, hujan antara air dan kenangan. Aku mengingat semua tentang dirinua seirama dengan lantunan suara tetesan air hujan yang jatuh dari atap rumah dan pepohonan.

Ketika dia meminta izin untuk mengakhiri obrolan tentang hujan ini, maka berakhir pula rangkaian dan untaian untaian kata yang ada dalam obrolan dalam chat itu di hari ini.

Aku akan kembali menemuinya dalam obrolan yang sama dengan topik yang berbeda pada esok hari, aku menantikannya esok. Sampai jumpa hari esok.

Hari baru dari sebuah kisah yang lama, membuka lembaran baru dengan memulainya sebagai awal. Awalku pagi ini adalah berangkat kesekolah. Kemarin aku diberitahu bahwa hari ini guru mata pelajaran tak lagi masuk mengajar karena ada rapat dan juga aku mendengar bahwa hari ini ada sosialisai dari salah satu sekolah.

Gerimis, air dan ratapan menyambutku disekolah pagi ini. Hujan yang telah berakhir di dinihari tadi dan sekarang hanya menyisakan tetes demi tetes air hujan. Aku tertuduk disini sambil menuliskan pekerjaan rumah yang belum sempat aku selesaikan. 



Berlanjut pada High Rainfall part 2
Previous
Next Post »
loading...