Siang ini, aku benar – benar merasa seperti memikul beban yang begitu berat, aku begitu lelah. Mataku mulai tertutup perlahan dengan sejalan dengan irama kipas angin yang menyejukkanku. Selagi Zaskia sedang mengerjakan tugas kelompok, aku memanfaatkan waktu kosong ini, untuk tetap berada dirumah dan beristirahat dari teriknya siang hari.
Ketika aku terbangun, aku terbangun diwaktu senja. Lelah telah meninggalkanku dengan lambaiannya. Jingga diufuk barat, indahnya senja hari ini. Bayang – bayang senja diantara awan yang cerah dan putih, ketika matahari tersipu diufuk barat saat itulah senja datang.
Hingga dering handphone-ku menjadi tanda, tanda kalau dia siap digunakan lagi untuk mengobrol dengan Zaskia. Aku memandangi handphone-ku, dengan harapan Zaskia memberikan warta tentang dirinya, kabar tentang keadaannya. Apakah dia masih sibuk dengan hal itu atau dia telah selesai.
Benar saja, aku melihat notifikasi dan namanya berada dibagian teratas notifikasi itu. Dia menyapaku dengan sapaan yang hangat. Sapaan yang membuat aku tiba – tiba merasa bugar. Dengan kata yang sederhana kemudian aku menjawab sapaan hangatnya.
“Selamat Sore, Senja menghampiri bumi” Sapanya hangat
“selamat sore juga, Aku melihat senja diufuk barat, tidakkah kamu ?” kataku dengan bahasa yang baku
“aku melihat jingga diufuk barat, bersanding dengan awan yang cerah” celotehnya
Celoteh darinya membuka pembicaraan kami melalui chat di senja hari. Sapaan hangat itu, membuat aku bersemangat menyambut malam.
“tugas kamu sudah selesai ?” tanyaku
“iya, semua sudah selesai”
“terus kamu sekarang lagi apa ?” tanyaku
“sekarang aku sedang bersimpuh diteras rumahku, aku melihat senja dan aku melihat dirimu disenja itu” Celotehnya
“Aku juga sedang memikirkan antara senja dan kamu” celetuku
Hingga malam, aku dan dia hanya berbicara tentang senja, indahnya senja dan apapun tentang senja yang indah itu. Malam ini, aku begitu teringin untuk mengajaknya bertemu lagi, aku teringat dengan mimpi semalam, mimpi tentang pertemuan antara kita. Hatiku sudah menggebu – gebu akan hal itu namun apadaya aku tak ingin mengganggunya ditengah kesibukannya.
Aku harus bersabar lagi, aku harus berjumpa lagi dengan kata menunggu. Satu hal yang meyakinkanku disaat sekarang ini, satu hal yang terucap oleh bathinku, “tuhan pasti tahu tentang kita, tuhan juga pasti tahu dengan hubungan kita, tentang rasa rindu yang aku rasakan, dan mungkin juga dia tengah merasakannya, Tidakkah begitu ?, Tuhan juga pasti telah merencanakan apa yang terbaik untuk kita berdua, aku yakin tuhan juga akan memilih satu hari, satu hari yang tuhan pilih untuk kamu, aku serta kita bertemu lagi.” Kataku didalam bathin ini.
Kalimat selamat malam menjadi akhir dari obrolan kita malam ini. Semalam malam kuutarakan kepada dia, Ingat aku didalam mimpimu, Zaskia.
Aku dan bunga tidur. Bunga tidur membawaku terlelap dalam lelah, Bunga tidur membuatku berharap memperoleh mimpi yang indah itu kembali. Mimpi yang membuat rasa rindu kepadanya menjadi berkurang sejenak. Selamat tidur sang petualang yang hilang.
“Tekanan yang kurasakan sekarang membuatku kian mencintai dirimu, menjaga perasaan ini hanya untuk dirimu”