Indonesia dan generasi
muda adalah dua hal yang tak dapat dipisahkan. Peran generasi muda dalam
memprakarsai berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia tercantum secara
eksplisit dalam sejarah. Mereka mencurahkan segenap jiwa, raga dan pikiran
untuk membebaskan negeri ini dari belenggu penjajah.
72 tahun yang lalu, kita
mengenal golongan muda yang menjadi pelopor utama proklamasi kemerdekaan
Indonesia. Dalam sejarah proklamasi kemerdekaan republik Indonesia, digambarkan
bagaimana golongan tua, diantaranya Mr.
Ahmad Soebarjo pada awalnya menolak untuk memproklamirkan kemerdekaan Republik
Indonesia tetapi golongan muda bertekad sekuat tenaga dan siap menanggung
segala resiko untuk segera
memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Usaha mereka dalam mengasingkan
Ir. Soekarno dan Mr. Moh. Hatta agar kedua pemimpin bangsa tersebut tidak
terpengaruh oleh Jepang, berujung pada diproklamirkannya kemerdekaan Indonesia
pada tanggal 17 Agustus 1945.
Teks proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno
dan Mr. Moh. Hatta, mengundang kemarahan besar dari pihak Jepang. Mereka
menginginkan agar proklamasi dicabut tetapi golongan muda tidak
mengindahkannya, mereka malah memasang badan dan siap gugur demi mempertahankan
kemerdekaan Indonesia yang baru saja diproklamirkan. (Referensi, https://id.wikipedia.org/wiki/Proklamasi_Kemerdekaan_Indonesia)
Begitu besar dan vitalnya
peran generasi muda dalam merebut, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan,
sampai – sampai Presiden Soekarno pernah mengatakan, “berikan aku 1000 orang
tua maka akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 10 pemuda maka akan
kuguncangkan dunia”. Perkataan itu bukan bualan , Tetapi sebuah ungkapan
yang benar – benar terbukti. Peran
pemuda dalam proklamasi kemerdekaan sudah cukup untuk membuktikan kata – kata
Presiden Soekarno tersebut.
Waktu berganti, zamanpun
berubah. Indonesia kini berada di zaman reformasi, zaman dimana generasi
mudanya disebut generasi Z, yaitu generasi yang dipengaruhi oleh teknologi
informasi dan resesi ekonomi besar. Para pejuang kemerdekaan tidak lagi muda
bahkan telah banyak yang meninggal dunia. Generasi muda sekarang adalah kita,
para pelajar dan pemuda Indonesia. Maju mundurnya negara ini berada dalam
genggaman kita.
Generasi muda zaman
penjajahan dan generasi Z sejatinya memiliki perbedaan dalam banyak hal. Mereka
bukan hanya hidup dalam rentang waktu yang jauh tetapi juga perbedaan tujuan.
Jika Generasi muda masa penjajahan memiliki tujuan untuk memerdekakan Indonesia
maka generasi Z memiliki tujuan untuk menjadikan Indonesia maju dalam segala
bidang. Jika generasi muda masa penjajahan harus melawan penjajah maka generasi
Z harus melawan dampak negatif modernisasi dan globalisasi.
Modernisasi dan
globasisasi menjamah seluruh aspek kehidupan, dari kota hingga kepelosok desa,
dari masyarakat terdidik hingga masyarakat awam dan mempengaruhi hampir semua pola hidup
masyarakat,termasuk budaya, adat
istiadat, interaksi sosial dan kehidupan generasi muda. Diantara pengaruh dan
efek negatif modernisasi dan globalisasi pada generasi muda Indonesia adalah
pergaulan bebas (free seks), hedonismen, kenakalan remaja, penyalahgunaan
narkoba dan rokok. Itulah di antara sebagian kecil dampak negatif dari
modernisasi dan globalisasi. Jika para pemuda tidak memiliki kemampuan untuk
memilah dan menyeleksi / memfilter efek negatif dari modernisasi dan
globalisasi, maka mereka akan terjerumus kedalam kehancuran hidup dan masa
depan.
Prediksi bonus demografi
yang akan diperoleh oleh Indonesia tahun 2025 - 2030 dibayang – bayangi oleh
generasi perokok (Referensi, http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/17/08/13/oummld280-generasi-perokok-membayangi-bonus-demografi-indonesia)
dan pengguna narkoba. Jika benar – benar terjadi, tentunya hal ini merugikan
Indonesia. Ketika negara kita memiliki kesempatan untuk maju, kesempatan itu
lenyap hanya karena generasinya perokok dan pengguna narkoba. Tentu hal ini
yang harus menjadi perhatian kita semua, bagaimana menyiapkan generasi muda
yang cerdas, sehat, dan bebas dari rokok dan narkoba sehingga bonus demografi
yang dimiliki benar- benar bermanfaat.
Dimuat dalam netralnews
yang memberikan data dari BNN tahun 2014 menyatakan 22% pengguna narkoba adalah
pelajar dan mahasiswa. (Referensi, http://www.netralnews.com/news/pendidikan/read/26672/bnn.22.persen.pengguna.narkoba.adalah.pejalar.dan.mahasiswa).
Data itu merupakan fakta yang merepresentasikan dan menjelaskan betapa banyak
generasi muda yang terjerat penyalahguanaan narkoba. Mereka sejatinya adalah
garda terdepan dalam mencegah penyalahgunaan narkoba. Tetapi mereka justru
menjadi pecandu, pengguna dan pengedar narkoba.
Tak hanya sebagian orang dewasa yang menggunakannya tetapi sebagian remaja SMA, SMP bahkan anak – anak yang masih duduk disekolah dasar telah menggunakannya. Yang lebih memprihatinkan, mereka sudah berani menggunakan zat adiktif tersebut ditempat umum tanpa rasa takut akan diketahui oleh orang tuanya. Bahkan sebagian orang disekelilingnya juga sudah menganggap bahwa kelakuan mereka adalah hal yang lumrah. Berbagai jenis narkoba juga mereka gunakan seperti ganja, shabu, kokain, morfin dan obat -obatan terlarang lainnya.
Tak hanya sebagian orang dewasa yang menggunakannya tetapi sebagian remaja SMA, SMP bahkan anak – anak yang masih duduk disekolah dasar telah menggunakannya. Yang lebih memprihatinkan, mereka sudah berani menggunakan zat adiktif tersebut ditempat umum tanpa rasa takut akan diketahui oleh orang tuanya. Bahkan sebagian orang disekelilingnya juga sudah menganggap bahwa kelakuan mereka adalah hal yang lumrah. Berbagai jenis narkoba juga mereka gunakan seperti ganja, shabu, kokain, morfin dan obat -obatan terlarang lainnya.
Efek negatif
penyalahgunaan narkoba, antara lain dapat membuat para penggunanya terjangkit
berbagai jenis penyakit berbahaya (HIV/AIDS), merusak otak, perubahan perilaku,
depresi dan kematian. Narkoba juga dapat mengakibatkan terjadinya tindak
kriminal seperti perampokan, pembunuhan dan berbagai tindak kriminal lainnya.
Tak hanya sampai disitu, pengguna narkoba dan keluarganya pada akhirnya
dapat terkucilkan dalam pergaulan
masyarakat.
Narkoba dan rokok memang merupakan masalah serius dan perkara yang sulit untuk diselesaikan, tetapi bukan berarti tidak bisa. Begitu pentingnya masalah ini, dibutuhkan kemauan, keterlibatan dan kerja sama semua pihak dalam menangani persoalan ini.
Pada peringatan 72 Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ini, semoga pemberantasan narkoba oleh semua elemen baik pemerintah maupun masyarakat semakin digencarkan sehingga dapat menimalisir penyalahgunaan narkoba terutama pada generasi muda bangsa. (Sumber Artikel : Mujahidin Izzatul Islam/ Bone / Sulawesi Selatan)
DIRGAHAYU KEMERDEKAAN INDONESIA KE - 72 TAHUN 2017
INDONESIA KERJA BERSAMA
1 komentar:
Click here for komentarhttp://taipannnewsss.blogspot.co.id/2018/04/bukan-seram-deretan-film-horor.html
QQTAIPAN .ORG | QQTAIPAN .NET | TAIPANQQ .VEGAS |
-KARTU BOLEH BANDING, SERVICE JANGAN TANDING !-
Jangan Menunda Kemenangan Bermain Anda ! Segera Daftarkan User ID nya & Mainkan Kartu Bagusnya.
Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
1 user ID sudah bisa bermain 8 Permainan.
• BandarQ
• AduQ
• Capsa
• Domino99
• Poker
• Bandarpoker.
• Sakong
• Bandar66
Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
Untuk proses DEPO & WITHDRAW langsung ditangani oleh
customer service kami yang profesional dan ramah.
NO SYSTEM ROBOT!!! 100 % PLAYER Vs PLAYER
Anda Juga Dapat Memainkannya Via Android / IPhone / IPad
Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam !!
• WA: +62 813 8217 0873
• BB : D60E4A61
• BB : 2B3D83BE
Come & Join Us!