loading...

Rainfall : Aku Kagum Padanya

 Rainfall

         Sejak aku mulai memperhatikannya, aku merasakan ada hal yang aneh muncul dari dalam diriku ini. Kuperhatikan dan semakin kuperhatikan lagi, dan aku sadar bahwa Nindy adalah seorang teman yang kukagumi. Aku kagum kepada Nindy, benarkah aku benar kagum ?, semoga dan Ternyata benar.

            Aku banyak menghabiskan waktu dengannya dan setiap aku menghabiskan waktu dengannya aku merasakan kesenangan entah kesenangan apa yang kurasakan ketika bersama dengannya. Bawaannya aku ingin selalu bersamanya, aku ingin selalu satu kelompok belajar dengannya agar aku dapat memperhatikannya lebih dalam lagi.

Kekagumanku mengundangku untuk memulai obrolan pribadi di Line dengannya. Saat itu, kami masih menggunakan line sebagai media chat. Aku kadang kala menge-chatnya hanya untuk basa – basi dengannya

“Selamat malam Nindy” Kataku dalam chat di line
“Selamat malam juga” balasnya
“kamu lagi ngapain ?” tanyaku
“Lagi duduk – duduk aja. Kalau kamu lagi apa ?” Tanya Nindy
“Aku lagi duduk juga di gazebo” Jawabku.
“Ouhh iya. Besok ada pr nggak ? ” Tanya Nindy
“Nggak ada tuh. Besok kita free class (jam kosong)!” jawabku
“Free class ? emangnya guru besok rapat yah ? ” Tanya Nindy sambil kebingungan
“Iyya guru besok rapat. Bahas tentang Ulangan” jawabku
“ohh. Gitu ” jawabnya
“Iyya gitu ” Kataku
“Kalau gitu udahan dulu ya, aku mau nonton ! ” Pintanya
“Okedeh” Kataku
“Selamat malam ” Kata Nindy
“Malam” Jawabku

            Itu kutipan chat pertamaku dengan Nindy dengan via Line . Walaupun ketika chat dengan dirinya, dia lambat balasnya tapi itu semua membuatku semakin bersemangat untuk tetap chat dengan dirinya.

            Entah, Kekaguman apa yang kurasa kepadanya, setiap hari aku ingin selalu mengingatnya, Setiap hari aku selalu ingin Nindy selalu ada dalam benakku. Akupun bertanya pada diriku? kamu kagum atau suka sama Nindy?, Entahlah, itu jawabku. Aku nggak tahu aku kagum atau suka sama Nindy, tapi aku  chat sama dia.

Awan minggu pagi yang cerah, Kicauan burung membangunkanku dari lelapnya tidur. Waktu menunjukan pukul 09.30 pagi, aku harus berangkat ketaman kota tempat aku dan kelompok bahasa Indonesiaku akan mengerjakan tugas kelompok, Tentu ada Nindy disana. Ditaman kota aku melihat Nindy dengan sepedanya. Wahh, “cantik banget Nindy hari ini”, kataku dalam hati. Aku duduk disampingnya dan kemudian kami mengerjakan tugas yang diberikan sesekali aku bercanda dengan Nindy. Nindy tersenyum ria, Kadang tawanya tak bisa dia bendung sampai tertawa terbahak- bahak, “itu lucu banget” katanya.

11.30 pagi menjelang siang, Dibawah terik matahari yang menyengat aku berjalan hanya dengan Nindy mengelilingi taman kota, Nindy bercerita tentang hidupnya, keluarganya dan teman- temannya, terkadang dia juga tersenyum atau tertawa dan setiap dia tersenyum aku kagum,  setiap dia tertawa aku bangga melihatnya. Dan pada saat itulah aku benar – benar yakin kalau aku tidak hanya kagum dengannya tapi juga telah jatuh cinta dengan Nindy.       

12.45 siang kamipun kembali kerumah masing – masing. Dirumah aku langsung menemui kasurku dan berbaring sambil melihat langit – langit rumah, “Aku cinta Nindy, I Love Nindy, I just want  Nindy” Pikirku sambil tersenyum riang gembira. Tapi, Apakah Nindy merasakan hal yang sama ?, Apakah aku bisa mendapatkan hatinya Nindy ?, Tanyaku kepada diriku sendiri. Sejak saat itu powerku untuk kesekolah bertambah.

Oktober ….., oktober adalah bulan yang paling kuingat ketika itu. Bagaimana tidak?, dibulan inilah aku berusaha untuk mendekati Nindy, lebih dekat denganmnya. Entah itu disekolah, Kerja kelompok ataupun sosial media, semuanya aku pakai untuk lebih dekat dengannya. Semangatku berubah menjadi semangat api 45, untukmu aku berperang dengan semua orang yang mencoba mendekati Nindy juga. Aku harus mengetahui materi semua mata pelajaran aku aku dapat mengajari Nindy dan tampak bak pahlawan didalam hatinya, aku harus tahu apa yang dia suka dan yang dia tidak suka supaya aku tampil sebagai orang yang tampaknya mengerti akan kamu.            
*tampaknya

Setelah berjuang mati – matian mendekati dirinya, aku merasa kita telah aku telah dekat dengamu. Teman – teman kita juga merasa ada yang berbeda dengan kita berdua, bahkan Diva dan Debi juga bingung dengan kita. Diva dan Debi-pun bertanya kepadamu tentang hal ini.

“Nindy, Akhir – akhir ini, kamu kok beda dari yang biasanya sih ” kata Diva dan Debi
“Beda gimana ?” Kata Nindy
“kamu kok akhir – akhir ini tiba – tiba deket sih dengan Alvaro. ”
“perasaan kamu aja kali”
“Nggak, Debi juga ngerasa kalau kamu itu akhir – akhir ini deket sama Alvaro”
“Nggak kok, Aku ngerasa biasa aja”, Kata Nyndy sambil keluar kedepan kelas.

Tak hanya Diva dan Debi yang merasa sama, teman – teman yang lain juga mengenggap aku dan Nindy sedikit berbeda dari yang biasanya. Apa gerangan ?, mungkin begitu tanya mereka dalam hati.  Mungkin teman – temanku termasuk Debi dan Diva telah salah paham dengan kami.
*mungkin

Semakin dekat aku dengan Nindy maka semakin banyak pula mengejekku dengan Nindy. Setiap aku mencoba berbicara dengan dia, maka teman –temanku tiba – tiba seraya mengatakan “Cie…. Cie….. ”, hali itu membuatku agak terganggu karena semakin sering mendengar ejekan, maka semakin jauh pula jarakku dengan Nindy. Akhirnya karena keseringan ejekan merasuki telingaku, aku dan Nindy lama –kelamaan semakin jauh, kedekatan yang susah payah untuk aku jalin tiba- tiba berubah menjadi saling menjauh satu sama lain. Bahkan ketika saling memandang saja, teman – teman langsung mengejek kita. Hal itulah yang membuat kita semakin jauh. Semakin jauh kita, membuatku semakin banyak memikirkan dirinya.

Detik ini, kita hidup dalam kehidupan yang modern, karena hidup didunia nyata kita saling menjauh akhirnya kita seakan tidak pernah kenal sama sekali. Tapi, didunia maya kita sering mengobrol dengannya dengan chat, bahas sana- sini, bahkan yang tidak penting sekalipun kita juga bahas.  Walaupun Nindy balas chatnya lama tapi chat sudah membuatku gembira dengan dirinya.

“Selamat malam, Nindy ?” Kataku sambil membuka obrolan
“Malam juga, Alvaro” balasnya
“kamu lagi ngapain ?”
“Aku lagi ngumpul bareng ”
“Aku ganggu nggak ? ”
“Nggak kok, malahan aku seneng”
“ouhh iyya”
“Iyya”
“Kamu ngumpulnya bareng siapa? “
“Bareng keluarga. Kalau kamu lagi ngapain ?”
“Aku lagi mikirin kamu ”
“Kamu ? kamu itu siapa ?”
“Kamu itu Nindy”
“Gombalan mautnya”
“Hahaha…”
“Kalau Kamu pernah nggak mikirin aku ?”
“Pernah dong ”
“Akhirnya ada juga yang mikirin aku”
“Hahaha… Kamu bisa aja
“Kalau gitu udahan dulu yah. Kamu ngumpul aja dulu bareng keluarga kamu”
“Oke. Selamat malam ”
“Selamat malam juga”

Chat, yah lama – kelamaan kita chat, aku menyadari bahwa mungkin dia telah mengetahui isi hatiku yang sebenarnya, bagaimana perasaanku kepadanya dan akupun sangat berharap Nindy mengetahui perasaanku kepadanya yang sebenarnya itu. Lama- kelamaan juga aku mulai yakin kalau dia juga memiliki perasaan yang sama kepadaku. Bukankah begitu ?, semoga perasaanku yang aku berikan kepadanya tidak sia- sia keberadaannya. Semoga tanda- tanda yang dia berikan kepadaku tentang perasaannya juga benar. Kuingin Nindy selalu menjadi ratu yang memerintah hatiku.
*I hope .



“Aku telah mencintai dirimu sejak siang di terik matahari yang menghangati diriku di taman itu”
Previous
Next Post »
loading...