Sejak aku mulai memperhatikannya, aku merasakan ada hal yang aneh muncul dari dalam diriku ini. Kuperhatikan dan semakin kuperhatikan lagi, dan aku sadar bahwa Nindy adalah seorang teman yang kukagumi. Aku kagum kepada Nindy, benarkah aku benar kagum ?, semoga dan Ternyata benar.
Aku
banyak menghabiskan waktu dengannya dan setiap aku menghabiskan waktu dengannya
aku merasakan kesenangan entah kesenangan apa yang kurasakan ketika bersama
dengannya. Bawaannya aku ingin selalu bersamanya, aku ingin selalu satu
kelompok belajar dengannya agar aku dapat memperhatikannya lebih dalam lagi.
Kekagumanku
mengundangku untuk memulai obrolan pribadi di Line dengannya. Saat itu, kami
masih menggunakan line sebagai media chat. Aku kadang kala menge-chatnya hanya
untuk basa – basi dengannya
“Selamat malam
Nindy” Kataku dalam chat di line
“Selamat malam
juga” balasnya
“kamu lagi
ngapain ?” tanyaku
“Lagi duduk –
duduk aja. Kalau kamu lagi apa ?” Tanya Nindy
“Aku lagi duduk
juga di gazebo” Jawabku.
“Ouhh iya.
Besok ada pr nggak ? ” Tanya Nindy
“Nggak ada tuh.
Besok kita free class (jam kosong)!” jawabku
“Free class ?
emangnya guru besok rapat yah ? ” Tanya Nindy sambil kebingungan
“Iyya guru
besok rapat. Bahas tentang Ulangan” jawabku
“ohh. Gitu ”
jawabnya
“Iyya gitu ”
Kataku
“Kalau gitu
udahan dulu ya, aku mau nonton ! ” Pintanya
“Okedeh” Kataku
“Selamat malam
” Kata Nindy
“Malam” Jawabku
Itu
kutipan chat pertamaku dengan Nindy dengan via Line . Walaupun ketika chat
dengan dirinya, dia lambat balasnya tapi itu semua membuatku semakin
bersemangat untuk tetap chat dengan dirinya.
Entah,
Kekaguman apa yang kurasa kepadanya, setiap hari aku ingin selalu mengingatnya,
Setiap hari aku selalu ingin Nindy selalu ada dalam benakku. Akupun bertanya
pada diriku? kamu kagum atau suka sama Nindy?, Entahlah, itu jawabku. Aku nggak
tahu aku kagum atau suka sama Nindy, tapi aku
chat sama dia.
Awan minggu pagi
yang cerah, Kicauan burung membangunkanku dari lelapnya tidur. Waktu menunjukan
pukul 09.30 pagi, aku harus berangkat ketaman kota tempat aku dan kelompok
bahasa Indonesiaku akan mengerjakan tugas kelompok, Tentu ada Nindy disana.
Ditaman kota aku melihat Nindy dengan sepedanya. Wahh, “cantik banget Nindy
hari ini”, kataku dalam hati. Aku duduk disampingnya dan kemudian kami
mengerjakan tugas yang diberikan sesekali aku bercanda dengan Nindy. Nindy
tersenyum ria, Kadang tawanya tak bisa dia bendung sampai tertawa terbahak-
bahak, “itu lucu banget” katanya.
11.30 pagi
menjelang siang, Dibawah terik matahari yang menyengat aku berjalan hanya
dengan Nindy mengelilingi taman kota, Nindy bercerita tentang hidupnya,
keluarganya dan teman- temannya, terkadang dia juga tersenyum atau tertawa dan
setiap dia tersenyum aku kagum, setiap
dia tertawa aku bangga melihatnya. Dan pada saat itulah aku benar – benar yakin
kalau aku tidak hanya kagum dengannya tapi juga telah jatuh cinta dengan Nindy.
12.45 siang
kamipun kembali kerumah masing – masing. Dirumah aku langsung menemui kasurku
dan berbaring sambil melihat langit – langit rumah, “Aku cinta Nindy, I Love Nindy, I just want Nindy” Pikirku
sambil tersenyum riang gembira. Tapi, Apakah Nindy merasakan hal yang sama ?,
Apakah aku bisa mendapatkan hatinya Nindy ?, Tanyaku kepada diriku sendiri.
Sejak saat itu powerku untuk kesekolah bertambah.
Oktober ….., oktober
adalah bulan yang paling kuingat ketika itu. Bagaimana tidak?, dibulan inilah
aku berusaha untuk mendekati Nindy, lebih dekat denganmnya. Entah itu
disekolah, Kerja kelompok ataupun sosial media, semuanya aku pakai untuk lebih
dekat dengannya. Semangatku berubah menjadi semangat api 45, untukmu aku
berperang dengan semua orang yang mencoba mendekati Nindy juga. Aku harus
mengetahui materi semua mata pelajaran aku aku dapat mengajari Nindy dan tampak
bak pahlawan didalam hatinya, aku harus tahu apa yang dia suka dan yang dia tidak
suka supaya aku tampil sebagai orang yang tampaknya mengerti akan kamu.
*tampaknya
Setelah berjuang
mati – matian mendekati dirinya, aku merasa kita telah aku telah dekat dengamu.
Teman – teman kita juga merasa ada yang berbeda dengan kita berdua, bahkan Diva
dan Debi juga bingung dengan kita. Diva dan Debi-pun bertanya kepadamu tentang
hal ini.
“Nindy, Akhir –
akhir ini, kamu kok beda dari yang biasanya sih ” kata Diva dan Debi
“Beda gimana ?”
Kata Nindy
“kamu kok akhir
– akhir ini tiba – tiba deket sih dengan Alvaro. ”
“perasaan kamu
aja kali”
“Nggak, Debi
juga ngerasa kalau kamu itu akhir – akhir ini deket sama Alvaro”
“Nggak kok, Aku
ngerasa biasa aja”, Kata Nyndy sambil keluar kedepan kelas.
Tak hanya Diva
dan Debi yang merasa sama, teman – teman yang lain juga mengenggap aku dan
Nindy sedikit berbeda dari yang biasanya. Apa gerangan ?, mungkin begitu tanya
mereka dalam hati. Mungkin teman –
temanku termasuk Debi dan Diva telah salah paham dengan kami.
*mungkin
Semakin dekat
aku dengan Nindy maka semakin banyak pula mengejekku dengan Nindy. Setiap aku
mencoba berbicara dengan dia, maka teman –temanku tiba – tiba seraya mengatakan
“Cie…. Cie….. ”, hali itu membuatku agak terganggu karena semakin sering mendengar
ejekan, maka semakin jauh pula jarakku dengan Nindy. Akhirnya karena keseringan
ejekan merasuki telingaku, aku dan Nindy lama –kelamaan semakin jauh, kedekatan
yang susah payah untuk aku jalin tiba- tiba berubah menjadi saling menjauh satu
sama lain. Bahkan ketika saling memandang saja, teman – teman langsung mengejek
kita. Hal itulah yang membuat kita semakin jauh. Semakin jauh kita, membuatku
semakin banyak memikirkan dirinya.
Detik ini, kita
hidup dalam kehidupan yang modern, karena hidup didunia nyata kita saling menjauh
akhirnya kita seakan tidak pernah kenal sama sekali. Tapi, didunia maya kita
sering mengobrol dengannya dengan chat, bahas sana- sini, bahkan yang tidak
penting sekalipun kita juga bahas.
Walaupun Nindy balas chatnya lama tapi chat sudah membuatku gembira
dengan dirinya.
“Selamat malam,
Nindy ?” Kataku sambil membuka obrolan
“Malam juga,
Alvaro” balasnya
“kamu lagi
ngapain ?”
“Aku lagi
ngumpul bareng ”
“Aku ganggu
nggak ? ”
“Nggak kok,
malahan aku seneng”
“ouhh iyya”
“Iyya”
“Kamu
ngumpulnya bareng siapa? “
“Bareng
keluarga. Kalau kamu lagi ngapain ?”
“Aku lagi
mikirin kamu ”
“Kamu ? kamu
itu siapa ?”
“Kamu itu
Nindy”
“Gombalan
mautnya”
“Hahaha…”
“Kalau Kamu
pernah nggak mikirin aku ?”
“Pernah dong ”
“Akhirnya ada
juga yang mikirin aku”
“Hahaha… Kamu
bisa aja
“Kalau gitu
udahan dulu yah. Kamu ngumpul aja dulu bareng keluarga kamu”
“Oke. Selamat
malam ”
“Selamat malam
juga”
Chat, yah lama
– kelamaan kita chat, aku menyadari bahwa mungkin dia telah mengetahui isi
hatiku yang sebenarnya, bagaimana perasaanku kepadanya dan akupun sangat
berharap Nindy mengetahui perasaanku kepadanya yang sebenarnya itu. Lama-
kelamaan juga aku mulai yakin kalau dia juga memiliki perasaan yang sama
kepadaku. Bukankah begitu ?, semoga perasaanku yang aku berikan kepadanya tidak
sia- sia keberadaannya. Semoga tanda- tanda yang dia berikan kepadaku tentang
perasaannya juga benar. Kuingin Nindy selalu menjadi ratu yang memerintah
hatiku.
*I
hope .
“Aku telah mencintai dirimu sejak siang
di terik matahari yang menghangati diriku di taman itu”