Meratapi senja,
Kesepianku dalam tidur sewaktu sore membuatku bemimpi tentang hasil seleksi
masuk di SMA. Kubangkit dan duduk
sejenak menghadap ketimur untuk menenangkan pikiran. Kemudian kuberjalan
menuju dapur untuk mengambil segelas kopi,
aku kembali kamar tidurku. Kubawa secangkir kopi hangat yang untuk menenangkan
pikiranku.
Senja ini, kira – kira waktu jingga diufuk
barat aku memikirkan apa yang terjadi besok. Apa yang akan terjadi dengan kelas
baru yang membuatku tegang. Kutermenung
seraya melihat langit- langit rumahku yang berwarna putih yang dibarengi dengan
jaring laba- laba belang yang seolah telah membuat kerajaannya sendiri, kamarku
memang kotor, maklum laki- laki itu kadang kala jorok.
Aku
berpikir seolah akulah Albert Einstein. Apa yang aku pikirkan ?, aku berpikir
apakah besok namaku ada diselembar kertas pengumuman dan aku berada dikelas
unggulan itu, aku lebih suka menyebutnya kelas unggulan ataukah aku harus bertahta
dikelas yang tingkatannya berada dibawah unggulan.
Pikiranku
melayang sampai keangkasa, jujur aku tegang dan memikirkan hal itu. Aku lupakan
pikiran itu dari otakku, tapi, pikiran itu seolah memaksakan dirinya melekat
diotakku. Ibuku melihatku dan bertanya apa yang terjadi dengan diriku ?, tapi aku
hanya membuat pikiran ibuku melayang diangkasa tanpa mengerti apa yang aku
inginkan, kata orang aku memang tidak jelas.
Walaupun
dasarnya aku yakin bahwa aku akan berada dikelas unggulan tapi aku masih saja
tegang. Akhirnya aku mencoba menenangkan pikiranku dan menuju singgasana
kerajaanku alias tempat tidur lalu
kemudian rasa mengantuk membuatku tertidur dan mengantarku keperjalanan indah
dalam mimpi tidur.
Pukul 04.30
pagi, aku terbangun ditengah suara hening pagi yang masih gelap. Perasaan lelah
masih ada dalam benakku namun kuharus bangkit dari kasur tempatku tidur untuk
memulai hari baru bersama dengan duniaku.
Peraturan dan
tata krama sekolahku menetapkan siswa kelas X jadwal belajarnya harus disiang
hari. Jadi, aku harus bangun pagi bukan untuk kesekolah tapi untuk membantu
ibuku dan ayahku.
Setelah membantu
ibuku sempai sekitar jam 9.30 pagi, akupun mengguyur badanku dengan air dan
setelah itu aku menggunakan seragam sekolah SMA yang masih putih bersih maklum
masih baru dan berangkat kesekolah.
Pada saat itu,
aku belum mahir menggunakan sepeda motor dan kesibukan ayahku serta
ketidaktahuan ibuku menggunakan sepeda motor membuatku harus berangkat
kesekolah menggunakan angkot, tak hanya kesekolah, kendaraan roda empat itu
turut berjasa dalam mengangkutku pulang kerumah.
Setelah sampai
disekolah, aku memasuki pintu masuk dan tiba – tiba sepasang mataku langsung
tertuju pada pengumuman penting didinding sekolah. Rupanya papan itu berisi
tentang hasil dan pengumuman hasil seleksi dan kelas baru. dan betapa
bahagianya aku melihat namaku terdaftar sebagai salah satu dari 30 siswa
dikelas Unggulan.
Aku terdaftar
pada urutan kesebelas dengan nilai 1586 poin. Betapa gembrianya hati ini
rasanya. Setelah tahu hal itu akupun mulai berkumpul bersama teman –temanku
seperti genk baru ditengah sekolah. Banyak teman – teman baruku disana seperti Yuzril, Kobe, Aldi, Isti, Diva, Debi
dan masih banyak lagi.
Pukul 12.45
siang, kakak kelas XII telah meninggalkan kelas yang akan kami pakai sebagai
tempat belajar. Setelah kami masuk kekelas kamipun berkenalan lagi dengan teman
baru kita yang tidak sempat bergabung pada geng kami yang tadi. Mengetahui
semua nama teman adalah sebuah kewajiban dan setelah mengetahui namanya mataku
tiba – tiba tertuju pada seorang teman perempuan yang baru aku kenal tadi
siang, indahnya perawakannya membuatku tiba –tiba merasa ada angin segar ditengah kepanasan .
Begitu indah
perawakannya dan harapku semoga perangainya juga seindah dirinya. Dan dari
pandangan itulah semua cerita ini bermula menjadi sebuah cerita indah.
*semoga
“ Kusangkakan pandanganku yang paling
indah dan ingin dikenang adalah pendangan pertamaku
kepadanya”